Rabu, 28 Juli 2010

Saudaraku, marilah kita berkontemplasi sejenak... setidaknya untuk merenungi arti dari sebuah kehidupan. kita hidup ini untuk apa?? untuk siapa?? lalu bagaimana??? dan mengapa??.
sesungguhnyalah apabila kita merenungi itu semua maka kita akan merasa tenteram, bahagia dan jauh dari segala kepenatan hidup.

Sadar atau tidak sadar kita terjerembab pada pola hidup yang oportunis, hidup dengan penuh cita-cita atau idelaisme atau mungkin lebih tepatnya ngangsa (bhs. Jawa).. lihatlah diri kita.. kita pasti selalu berharap keberuntungan yang kita peroleh.. bukankah itu sebuah keinginan kita??? nah sadarlah hal itu berarti akan membuat kita sellau dipacu utuk mendapatkan segala sesuatu yang kita inginkan. memang penting sebagai sebuah asa, tapi secara lebih mendasar hidup kita akan menjadi panas dan selalu ketagihan dan kecanduan sebagimana candu yag merasuk ke tubuh..

kembalilah kepada Allah Subkhanahu wa Ta`ala... hidup hanyalah alat untuk meraih hidup. hidup yang lebih kekal tentunya.. apalah artinya kita mempunyai anak yang sukses, gaji berlebih, pangkat dan jabatan yang tinggi tanpa adanya kesejukan rida Allah.

ada satu formula yang ditawarkan oleh Rasul kita yang sejenak saya hayati sehingga saja rumuskan kembali dengan DUIT (Doa, Usaha/Ikhtiar dan Tawakal) berbekal inilah niscaya hidup kita akan lebih bermakna dan tidak lagi mengejar dunia.. hiduplah dengan sakmadyo (bhs. Jawa). sederhana apa adanya. sakmadyo berarti sejauh usaha kita dan sekuat tenaga kita dalam berikhtiar. sebelum kita mengawali aktivitas kita selalu awali dengan DOA.INGAT!!! doa jangan seklai-kali mendikte Allah.. berdoalah dengan kalimat "Ya Allah berilah hambamu ini yang terbaik"..insyallah akan lebih baik karena tidak selamanya apa yang kita inginkan sellau baik menurut "Beliau".

doa tanpa diiringi dengan usaha apalah artinya?? ibarat tubuh tanpa tulang.. tudak mungkin rezeki datang begitu saja tanpa dilantari dengan bekerja. begitu pula dengan keinginan kita... dan pada bagian terakhir ingatlah bahwa kita wajib Tawakal (berserah diri) kepada Allah setelah sekian usaha kita.. sehebat kita, sekuat kita niscaya kita tak akan mampu mengubah/melawan Qodarullah.. apa yang terjadi pada diri kita itulah yang terbaik untuk kita... tidak semua orang mau dan mampu mnegaukui ini.. lalu apakah kita termasuk orang-orang yang tidak tahu diri dengan merasa bersedih hati jika apa yang kita harapkan belum terwujud???? bersedih wajar tapi ingatlah kembali bahwa inilah yang terbaik untuk kita saat ini dan yakinlah bahwa Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik lagi....

nuwun... matur nuwun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar