Jumat, 27 Mei 2011

Nyi Roro Kidul

Kowe percaya karo cerita Nyi Roro Kidul atau Ratu Pantai Selatan? Sebagian dari Anda mungkin akan berkata ORA. Tapi coba tanyakan kepada mereka yang hidup dalam zaman atau lingkungan Keraton Yogyakarta. Mereka yakin dengan kebenaran cerita ini.

Konon ceritane, di suatu masa,hiduplah seorang putri cantik bernama Kadita. Karena kecantikannya, iapun dipanggil Dewi Srengenge yang berarti matahari yang indah. DewiSrengenge adalah anak dari Raja Munding Wangi. Meskipun sang rajamempunyai seorang putri yang cantik, ia selalu bersedih karenasebenarnya ia selalu berharap mempunyai anak laki-laki. Raja punkemudian menikah dengan Dewi Mutiara, dan mendapatkan putra dariperkimpoian tersebut. Maka, bahagialah sang raja.


Dewi Mutiaraingin agar kelak putranya itu menjadi raja, dan ia pun berusaha agarkeinginannya itu terwujud. Kemudian Dewi Mutiara datang menghadap raja,dan meminta agar sang raja menyuruh putrinya pergi dari istana. Sudahtentu raja menolak. “Sangat menggelikan. Sayatidak akan membiarkan siapapun yang ingin bertindak kasar padaputriku”, kata Raja Munding Wangi. Mendengar jawaban itu, Dewi Mutiarapun tersenyum dan berkata manis sampai raja tidak marah lagi kepadanya.Tapi walaupun demikian, dia tetap berniat mewujudkan keinginannya itu.

Padapagi harinya, sebelum matahari terbit, Dewi Mutiara mengutuspembantunya untuk memanggil seorang dukun. Dia ingin sang dukunmengutuk Kadita, anak tirinya. “Aku ingin tubuhnya yang cantik penuhdengan kudis dan gatal-gatal. Bila engkau berhasil, maka aku akanmemberikan suatu imbalan yang tak pernah kau bayangkan sebelumnya.”Sang dukun menuruti perintah sang ratu. Pada malam harinya, tubuhKadita telah dipenuhi dengan kudis dan gatal-gatal. Ketika diaterbangun, dia menyadari tubuhnya berbau busuk dan dipenuhi denganbisul. Puteri yang cantik itu pun menangis dan tak tahu harus berbuatapa.

Ketika Raja mendengar kabar itu, beliau menjadi sangatsedih dan mengundang banyak tabib untuk menyembuhkan penyakit putrinya.Beliau sadar bahwa penyakit putrinya itu tidak wajar, seseorang pastitelah mengutuk atau mengguna-gunainya. Masalah pun menjadi semakinrumit ketika Ratu Dewi Mutiara memaksanya untuk mengusir puterinya.“Puterimu akan mendatangkan kesialan bagi seluruh negeri,” kata DewiMutiara. Karena Raja tidak menginginkan puterinya menjadi gunjingan diseluruh negeri, akhirnya beliau terpaksa menyetujui usul Ratu Mutiarauntuk mengirim putrinya keluar dari negeri itu.

Puteri yangmalang itu pun pergi sendirian, tanpa tahu kemana harus pergi. Diahampir tidak dapat menangis lagi. Dia memang memiliki hati yang mulia.Dia tidak menyimpan dendam kepada ibu tirinya, malahan ia selalumeminta agar Tuhan mendampinginya dalam menanggung penderitaan.

Hampirtujuh hari dan tujuh malam dia berjalan sampai akhirnya tiba diSamudera Selatan. Dia memandang samudera itu. Airnya bersih dan jernih,tidak seperti samudera lainnya yang airnya biru atau hijau. Diamelompat ke dalam air dan berenang. Tiba-tiba, ketika air SamuderaSelatan itu menyentuh kulitnya, mukjizat terjadi. Bisulnya lenyap dantak ada tanda-tanda bahwa dia pernah kudisan atau gatal-gatal. Malahan,dia menjadi lebih cantik daripada sebelumnya. Bukan hanya itu, kini diamemiliki kuasa untuk memerintah seisi Samudera Selatan. Kini ia menjadiseorang peri yang disebut Nyi Roro Kidul atau Ratu Pantai Samudera Selatan yang hidup selamanya.

Kanjeng Ratu Kidul = Ratna Suwinda Tersebut dalam Babad Tanah Jawi (abadke-19), seorang pangeran dari Kerajaan Pajajaran, Joko Suruh, bertemudengan seorang pertapa yang memerintahkan agar dia menemukanKerajaanMajapahit di Jawa Timur. Karena sang pertapa adalah seorang wanita mudayang cantik, Joko Suruh pun jatuh cinta kepadanya.Tapi sang pertapayang ternyata merupakan bibi dari Joko Suruh, bernama Ratna Suwida,menolak cintanya. Ketika muda, Ratna Suwida mengasingkan diri untukbertapa di sebuah bukit. Kemudian ia pergi ke pantai selatan Jawa danmenjadi penguasa spiritual di sana. Ia berkata kepada pangeran, jikaketurunan pangeran menjadi penguasa di kerajaan yang terletak di dekatGunung Merapi, ia akan menikahi seluruh penguasa secara bergantian.

Generasiselanjutnya, Panembahan Senopati, pendiri Kerajaan Mataram ke-2,mengasingkan diri ke Pantai Selatan, untuk mengumpulkan seluruhenerginya, dalam upaya mempersiapkan kampanye militer melawan kerajaanutara. Meditasinya menarik perhatian Kanjeng Ratu Kidul dan diaberjanji untuk membantunya. Selama tiga hari dan tiga malam diamempelajari rahasia perang dan pemerintahan, dan intrik-intrik cinta diistana bawah airnya, hingga akhirnya muncul dari Laut Parangkusumo,kini Yogyakarta Selatan. Sejak saat itu, Ratu Kidul dilaporkanberhubungan erat dengan keturunan Senopati yang berkuasa, dan sesajiandipersembahkan untuknya di tempat ini setiap tahun melalui perwakilanistana Solo dan Yogyakarta.

Begitulah dua buah kisah ataulegenda mengenai Kanjeng Ratu Kidul, atau Nyi Roro Kidul, atau RatuPantai Selatan. Versi pertama diambil dari buku Cerita Rakyat dariYogyakarta dan versi yang kedua terdapat dalamBabad Tanah Jawi. Keduacerita tersebut memang berbeda,tapi Anda jangan bingung. Anda tidak perlu pusing memilih, mana dari keduanya yang paling benar.

KanjengRatu Kidul dan Keraton Yogyakarta Percayakah Anda dengan cerita tentangKanjeng Ratu Kidul, atau Nyi Roro Kidul, atau Ratu Pantai Selatan?Sebagian dari Anda mungkin akan berkata TIDAK.Tapi coba tanyakan kepadamereka yang hidup dalam zaman atau lingkungan Keraton Yogyakarta.Mereka yakin dengan kebenaran cerita ini. Kebenaran akan cerita KanjengRatu Kidul memang masih tetap menjadi polemik.Tapi terlepas dari polemik tersebut, ada sebuah fenomena yang nyata, bahwa mitosRatu Kidul memang memiliki relevansi dengan eksistensi KeratonYogyakarta. Hubungan antara Kanjeng Ratu Kidul dengan KeratonYogyakartapaling tidak tercantum dalam Babad Tanah Jawi (cerita tentangkanjeng Ratu Kidul di atas, versi kedua). Hubungan seperti apa yangterjalin di antara keduanya?

Y. ArgoTwikromo dalam bukunya berjudul Ratu Kidul menyebutkan bahwa masyarakatadalah sebuah komunitas tradisi yang mementingkan keharmonisan,keselarasan dan keseimbangan hidup. Karena hidup ini tidak terlepasdari lingkungan alam sekitar, maka memfungsikan dan memaknai lingkunganalam sangat penting dilakukan.

Sebagai sebuah hubungan komunikasi timbalbalik dengan lingkungan yang menurut masyarakat Jawa mempunyai kekuatanyang lebih kuat, masih menurut Twikromo, maka penggunaan simbolpun sering diaktualisasikan. Jika dihubungkan dengan makhluk halus,maka Javanisme mengenal penguasa makhluk halus seperti penguasa GunungMerapi, penguasa Gunung Lawu, Kayangan, dan Laut Selatan. Penguasa LautSelataninilah yang oleh orang Jawa disebut Kanjeng Ratu Kidul. Keempatpenguasa tersebut mengitari Kesultanan Yogyakarta. Dan untuk mencapaikeharmonisan, keselarasan dan keseimbangan dalam masyarakat, maka rajaharus mengadakan komunikasi dengan “makhluk-makhluk halus” tersebut.

Menurut Twikromo, bagi raja Jawa berkomunikasi dengan Ratu Kidul adalah sebagai salah satu kekuatan batindalam mengelola negara. Sebagai kekuatan datan kasat mata (tak terlihatoleh mata), Kanjeng Ratu Kidul harus dimintai restu dalam kegiatansehari-hari untuk mendapatkan keselamatan dan ketenteraman.

Kepercayaanterhadap Ratu Kidul ini diaktualisasikan dengan baik. Pada kegiatanlabuhan misalnya, sebuah upacara tradisional keraton yang dilaksanakandi tepi laut di selatan Yogyakarta, yang diadakan tiap ulang tahunSri Sultan Hamengkubuwono, menurut perhitungan tahun Saka (tahun Jawa). Upacara ini bertujuan untuk kesejahteraan sultan dan masyarakat Yogyakarta.

Kepercayaanterhadap Kanjeng Ratu Kidul juga diwujudkan lewat tari BedayaLambangsari dan Bedaya Semangyang diselenggarakan untuk menghormatiserta memperingati Sang Ratu. Bukti lainnya adalah dengan didirikannyasebuah bangunan di Komplek Taman Sari (Istana di Bawah Air), sekitar 1km sebelah barat Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, yang dinamakanSumur Gumuling. Tempat ini diyakini sebagai tempat pertemuansultan dengan Ratu Pantai Selatan, Kanjeng Ratu Kidul.

Penghayatanmitos Kanjeng Ratu Kidul tersebut tidak hanya diyakini dan dilaksanakanoleh pihak keraton saja, tapi juga oleh masyarakat pada umumnya diwilayah kesultanan. Salah satu buktinya adalah adanya kepercayaan bahwajika orang hilang di Pantai Parangtritis, maka orang tersebut hilangkarena “diambil” oleh sang Ratu.

Selain Keraton NgayogyakartaHadiningrat, mitos Kanjeng Ratu Kidul juga diyakini oleh saudaramereka, Keraton Surakarta Hadiningrat. Dalam Babad Tanah Jawi memangdisebutkan bahwa Kanjeng Ratu Kidul pernah berjanji kepada PanembahanSenopati, penguasa pertama Kerajaan Mataram, untuk menjaga KerajaanMataram, para sultan, keluarga kerajaan, dan masyarakat darimalapetaka. Dan karena kedua keraton (Yogyakarta dan Surakarta)memilikileluhur yang sama (Kerajaan Mataram), maka seperti halnya KeratonYogyakarta, Keraton Surakarta juga melaksanakan berbagai bentukpenghayatan mereka kepada Kanjeng Ratu Kidul. Salah satunya adalahpementasan tari yang paling sakral di keraton, Bedoyo Ketawang, yangdiselenggarakan setahun sekali pada saat peringatan hari penobatan pararaja. Sembilan orang penari yang mengenakan pakaian tradisionalpengantin Jawa mengundang Ratu Kidul untuk datang dan menikahisusuhunan, dan kabarnya sang Ratu kemudian secara gaib muncul dalamwujud penari kesepuluh yang nampak berkilauan.

Kepercayaanterhadap Ratu Kidul ternyata juga meluas sampai ke daerah Jawa Barat.Anda pasti pernah mendengar, bahwa ada sebuah kamar khusus (nomor 308)di lantai atas Samudera Beach Hotel, Pelabuhan Ratu, yang disajikankhusus untuk Ratu Kidul. Siapapun yang ingin bertemu dengan sang Ratu,bisa masuk ke ruangan ini, tapi harus melalui seorang perantara yangmenyajikan persembahan buat sang Ratu. Pengkhususan kamar ini adalahsalah satu simbol ‘gaib’ yang dipakai oleh mantan presiden Soekarno.

Sampaisekarang, di masa yang sangat modern ini, legenda Kanjeng Ratu Kidul,atau Nyi Roro Kidul, atau Ratu Pantai Selatan, adalah legenda yangpaling spektakuler. Bahkan ketika anda membaca kisah ini, banyak orangdari Indonesia atau negara lain mengakui bahwa mereka telah bertemuratu peri yang cantik mengenakan pakaian tradisional Jawa. Salah satuorang yang dikabarkan juga pernah menyaksikan secara langsung wujudsang Ratu adalah sang maestro pelukis Indonesia, (almarhum) Affandi.Pengalamannya itu kemudian ia tuangkan dalam sebuahlukisan.(sumber:Berita2.com)

Kamis, 26 Mei 2011

zSHARE - Ldr. Santimulya Pl.5.mp3

zSHARE - Ldr. Santimulya Pl.5.mp3

Ramalan Jayabaya 2 (habis)


101. Sing dodol akal okol---Sipenjual bermain siasat.
102. Wong golek pangan kaya gabah diinteri---Mencaririzki ibarat gabah ditampi.
103. Sing kebat kliwat---Siapatangkas lepas.
104. Sing telah sambat---Siapaterlanjur menggerutu.
105. Sing gedhe kesasar---Si besartersasar.
106. Sing cilik kepleset---Si kecilterpeleset.
107. Sing anggak ketunggak---Sicongkak terbentur.
108. Sing wedi mati---Si takut mati.
109. Sing nekat mbrekat---Si nekatmendapat berkat.
110. Sing jerih ketindhih---Si hatikecil tertindih
111. Sing ngawur makmur---Yangngawur makmur
112. Sing ngati-ati ngrintih---Yang berhati-hatimerintih.
113. Sing ngedan keduman---Yang maingila menerima bagian.
114. Sing waras nggagas---Yang sehatpikiran berpikir.
115. Wong tani ditaleni---Si tanidiikat.
116. Wong dora ura-ura---Si bohongmenyanyi-nyanyi
117. Ratu ora netepi janji, musnapanguwasane---Raja ingkar janji, hilang wibawanya.
118. Bupati dadi rakyat---Pegawaitinggi menjadi rakyat.
119. Wong cilik dadipriyayi---Rakyat kecil jadi priyayi.
120. Sing mendele dadi gedhe---Yangcurang jadi besar.
121. Sing jujur kojur---Yang jujurcelaka.
122. Akeh omah ing ndhuwurjaran---Banyak rumah di punggung kuda.
123. Wong mangan wong---Orang makansesamanya.
124. Anak lali bapak---Anak lupabapa.
125. Wong tuwa lali tuwane---Orangtua lupa ketuaan mereka.
126. Pedagang adol barang sayalaris---Jualan pedagang semakin laris.
127. Bandhane saya ludhes---Namunharta mereka makin habis.
128. Akeh wong mati kaliren ingsisihe pangan---Banyak orang mati lapar di samping makanan. 129. Akeh wongnyekel bandha nanging uripe sangsara---Banyak orang berharta tapi hidupsengsara.
130. Sing edan bisa dandan---Yanggila bisa bersolek.
 131. Sing bengkong bisa nggalang gedhong---Sibengkok membangun mahligai.
132. Wong waras lan adil uripenggrantes lan kepencil---Yang waras dan adil hidup merana dan tersisih.
133. Ana peperangan ingnjero---Terjadi perang di dalam.
134. Timbul amarga para pangkat akehsing padha salah paham---Terjadi karena para pembesar banyak salah faham.
135. Durjana sayangambra-ambra---Kejahatan makin merajalela.
136. Penjahat saya tambah---Penjahatmakin banyak.
137. Wong apik saya sengsara---Yangbaik makin sengsara.
138. Akeh wong mati jalaran sakapeperangan---Banyak orang mati karena perang.
139. Kebingungan lankobongan---Karena bingung dan kebakaran.
140. Wong bener saya thenger-thenger---Sibenar makin tertegun.
141. Wong salah sayabungah-bungah---Si salah makin sorak sorai.
142. Akeh bandha musna ora karuanlungane---Akeh pangkat lan drajat pada minggat ora karuan sababe Banyak hartahilang entah ke mana, Banyak pangkat dan derajat lenyap entah mengapa. 143.Akeh barang-barang haram, akeh bocah haram---Banyak barang haram, banyak anakharam.
144. Bejane sing lali, bejane singeling---Beruntunglah si lupa, beruntunglah si sadar.
145. Nanging sauntung-untunge singlali---Tapi betapapun beruntung si lupa.
146. Isih untung singwaspada---Masih lebih beruntung si waspada.
147. Angkara murka sayandadi---Angkara murka semakin menjadi.
148. Kana-kene saya bingung---Disana-sini makin bingung.
149. Pedagang akehalangane---Pedagang banyak rintangan.
150. Akeh buruh nantangjuragan---Banyak buruh melawan majikan.
151. Juragan dadi umpan---Majikanmenjadi umpan.
152. Sing suwarane seru olehpengaruh---Yang bersuara tinggi mendapat pengaruh.
153. Wong pinter diingar-ingar---Sipandai direcoki.
154. Wong ala diuja---Si jahatdimanjakan.
155. Wong ngerti mangan ati---Orangyang mengerti makan hati.
156. Bandha dadi memala---Hartabendamenjadi penyakit
157. Pangkat dadi pemikat---Pangkatmenjadi pemukau.
158. Sing sawenang-wenang rumangsa menang--- Yang sewenang-wenang merasa menang
159. Sing ngalah rumangsa kabehsalah---Yang mengalah merasa serba salah.
160. Ana Bupati saka wong sing asorimane---Ada raja berasal orang beriman rendah.
161. Patihe kepala judhi---Mahamenterinya benggol judi
162. Wong sing atine sucidibenci---Yang berhati suci dibenci
163. Wong sing jahat lan pinterjilat saya derajat---Yang jahat dan pandai menjilat makin kuasa. 164. Pemerasansaya ndadra---Pemerasan merajalela.
165. Maling lungguh wetenge mblenduk--- Pencuri duduk berperut gendut.
166. Pitik angrem saduwurepikulan---Ayam mengeram di atas pikulan.
167. Maling wani nantang sing duweomah---Pencuri menantang si empunya rumah.
168. Begal pada ndhugal---Penyamunsemakin kurang ajar.
169. Rampok padha keplok-keplok---Perampoksemua bersorak-sorai.
170. Wong momong mitenah singdiemong---Si pengasuh memfitnah yang diasuh
171. Wong jaga nyolong singdijaga---Si penjaga mencuri yang dijaga.
172. Wong njamin njaluk dijamin---Sipenjamin minta dijamin.
173. Akeh wong mendem donga---Banyakorang mabuk doa.
174. Kana-kene rebutan unggul---Dimana-mana berebut menang.
175. Angkara murkangombro-ombro---Angkara murka menjadi-jadi.
176. Agama ditantang---Agamaditantang.
177. Akeh wong angkaramurka---Banyak orang angkara murka.
178. Nggedhekakeduraka---Membesar-besarkan durhaka.
179. Ukum agama dilanggar---Hukumagama dilanggar.
180. Prikamanungsandi-iles-iles---Perikemanusiaan diinjak-injak.
181. Kasusilan ditinggal---Tatasusila diabaikan
182. Akeh wong edan, jahat lankelangan akal budi---Banyak orang gila, jahat dan hilang akal budi.
183. Wong cilik akeh singkepencil---Rakyat kecil banyak tersingkir.
184. Amarga dadi korbane si jahatsing jajil---Karena menjadi kurban si jahat si laknat.
185. Banjur ana Ratu duwe pengaruhlan duwe prajurit---Lalu datang Raja berpengaruh dan berprajurit.
186. Lan duwe prajurit---Dan punyaprajurit.
187. Negarane ambanesaprawolon---Lebar negeri seperdelapan dunia.
188. Tukang mangan suap sayandadra---Pemakan suap semakin merajalela.
189. Wong jahat ditampa---Orangjahat diterima.
190. Wong suci dibenci---Orang sucidibenci.
191. Timah dianggep perak---Timahdianggap perak.
192. Emas diarani tembaga---Emasdibilang tembaga
193. Dandang dikandakakekuntul---Gagak disebut bangau.
194. Wong dosa sentosa---Orangberdosa sentosa.
195. Wong cilik disalahake---Rakyatjelata dipersalahkan.
196. Wong nganggur kesungkur---Sipenganggur tersungkur.
197. Wong sregep krungkep---Si tekunterjerembab.
198. Wong nyengit kesengit---Orangbusuk hati dibenci.
199. Buruh mangluh---Buruh menangis.
 200. Wong sugih krasa wedi---Orang kayaketakutan.
201. Wong wedi dadi priyayi---Orangtakut jadi priyayi.
202. Senenge wongjahat---Berbahagialah si jahat.
 203. Susahe wong cilik---Bersusahlah rakyatkecil.
204. Akeh wong dakwadinakwa---Banyak orang saling tuduh.
 205. Tindake manungsa saya kuciwa---Ulahmanusia semakin tercela.
 206. Ratu karo Ratu pada rembugan negara endising dipilih lan disenengi---Para raja berunding negeri mana yang dipilih dandisukai.
 207. Wong Jawa kari separo---Orang Jawatinggal separo.
208. Landa-Cina kari sejodho ---Belanda-Cina tinggal sepasang.
209. Akeh wong ijir, akeh wongcethil---Banyak orang kikir, banyak orang pelit.
210. Sing eman ora keduman---Sihemat tidak mendapat bagian.
211. Sing keduman ora eman---Yangmendapat bagian tidak berhemat.
212. Akeh wong mbambung---Banyakorang berulah dungu.
213. Akeh wong limbung---Banyakorang limbung.
214. Selot-selote mbesukwolak-waliking jaman teka---Lambat-laun datanglah kelak terbaliknya jaman.

Jumat, 20 Mei 2011

Ramalan Jayabaya 1


Prabu Jayabaya raja Kediri bertemupendita dari Rum yang sangat sakti, Maulana Ali Samsuyen. Ia pandai meramalserta tahu akan hal yang belum terjadi. Jayabaya lalu berguru padanya, sangpendeta. Ramalan Jayabaya selengkapnya : 
00. Besuk yen wis ana kreta tanpajaran --- Kelak jika sudah ada kereta tanpa kuda. 
01. Tanah Jawa kalungan wesi ---Pulau Jawa berkalung besi. 
02. Prahu mlaku ing dhuwurawang-awang --- Perahu berlayar di ruang angkasa. 
03. Kali ilang kedhunge --- Sungaikehilangan lubuk. 
04. Pasar ilang kumandhang --- Pasarkehilangan suara. 
05. Iku tandha yen tekane jamanJayabaya wis cedhak --- Itulah pertanda jaman Jayabaya telah mendekat. 
06. Bumi saya suwe saya mengkeret--- Bumi semakin lama semakin mengerut. 
07. Sekilan bumi dipajeki ---Sejengkal tanah dikenai pajak. 
08. Jaran doyan mangan sambel ---Kuda suka makan sambal. 
09. Wong wadon nganggo pakeyanlanang --- Orang perempuan berpakaian lelaki. 
10. Iku tandhane yen wong bakalnemoni wolak-waliking jaman--- Itu pertanda orang akan mengalami jamanberbolak-balik

11. Akeh janji ora ditetepi ---Banyak janji tidak ditepati. 
12. Akeh wong wani nglanggar sumpahedhewe--- Banyak orang berani melanggar sumpah sendiri.
13. Manungsa padha seneng nyalah---Orang-orang saling lempar kesalahan. 
14. Ora ngendahake hukum Allah---Tak peduli akan hukum Allah.
15. Barang jahat diangkat-angkat---Yang jahat dijunjung-junjung.
16. Barang suci dibenci--- Yang suci(justru) dibenci.
17. Akeh manungsa mung ngutamakkedhuwit--- Banyak orang hanya mementingkan uang.
18. Lali kamanungsan--- Lupa jatikemanusiaan.
19. Lali kabecikan--- Lupa hikmahkebaikan.
20. Lali sanak lali kadang--- Lupasanak lupa saudara.
 21. Akeh bapa lali anak--- Banyak ayah lupaanak.
22. Akeh anak wani nglawan ibu---Banyak anak berani melawan ibu.
23. Nantang bapa--- Menantang ayah.
24. Sedulur padha cidra--- Saudaradan saudara saling khianat.
25. Kulawarga padha curiga---Keluarga saling curiga.
26. Kanca dadi mungsuh --- Kawanmenjadi lawan.
27. Akeh manungsa lali asale ---Banyak orang lupa asal-usul.
28. Ukuman Ratu ora adil --- HukumanRaja tidak adil
29. Akeh pangkat sing jahat langanjil--- Banyak pejabat jahat dan ganjil
30. Akeh kelakuan sing ganjil ---Banyak ulah-tabiat ganjil
31. Wong apik-apik padha kapencil--- Orang yang baik justru tersisih.
32. Akeh wong nyambut gawe apik-apikpadha krasa isin --- Banyak orang kerja halal justru malu.
33. Luwih utama ngapusi --- Lebihmengutamakan menipu.
34. Wegah nyambut gawe --- Malasmenunaikan kerja.
35. Kepingin urip mewah --- Inginnyahidup mewah.
36. Ngumbar nafsu angkara murka,nggedhekake duraka --- Melepas nafsu angkara murka, memupuk durhaka.
37. Wong bener thenger-thenger ---Si benar termangu-mangu.
38. Wong salah bungah --- Si salahgembira ria.
39. Wong apik ditampik-tampik--- Sibaik ditolak ditampik.
40. Wong jahat munggah pangkat--- Sijahat naik pangkat.
41. Wong agung kasinggung--- Yangmulia dilecehkan
42. Wong ala kapuja--- Yang jahatdipuji-puji.
43. Wong wadon ilang kawirangane---perempuan hilang malu.
44. Wong lanang ilang kaprawirane---Laki-laki hilang perwira/kejantanan
45. Akeh wong lanang ora duwebojo--- Banyak laki-laki tak mau beristri.
46. Akeh wong wadon ora setya marangbojone--- Banyak perempuan ingkar pada suami.
47. Akeh ibu padha ngedol anake---Banyak ibu menjual anak.
48. Akeh wong wadon ngedol awake---Banyak perempuan menjual diri.
49. Akeh wong ijol bebojo--- Banyakorang tukar pasangan.
50. Wong wadon nunggang jaran---Perempuan menunggang kuda.
51. Wong lanang linggih plangki---Laki-laki naik tandu.
52. Randha seuang loro--- Dua jandaharga seuang (Red.: seuang = 8,5 sen).
53. Prawan seaga lima--- Limaperawan lima picis.
54. Dhudha pincang laku sembilanuang--- Duda pincang laku sembilan uang.
55. Akeh wong ngedol ngelmu---Banyak orang berdagang ilmu.
56. Akeh wong ngaku-aku--- Banyakorang mengaku diri.
57. Njabane putih njerone dhadhu---Di luar putih di dalam jingga.
58. Ngakune suci, nanging sucinepalsu--- Mengaku suci, tapi palsu belaka.
59. Akeh bujuk akeh lojo--- Banyaktipu banyak muslihat.
60. Akeh udan salah mangsa--- Banyakhujan salah musim.
61. Akeh prawan tuwa--- Banyakperawan tua.
62. Akeh randha nglairake anak---Banyak janda melahirkan bayi.
63. Akeh jabang bayi lahir nggolekibapakne--- Banyak anak lahir mencari bapaknya.
64. Agama akeh sing nantang--- Agamabanyak ditentang.
65. Prikamanungsan saya ilang---Perikemanusiaan semakin hilang.
66. Omah suci dibenci--- Rumah sucidijauhi.
67. Omah ala saya dipuja--- Rumahmaksiat makin dipuja.
68. Wong wadon lacur ingngendi-endi--- Di mana-mana perempuan lacur
69. Akeh laknat--- Banyak kutukan
70. Akeh pengkianat--- Banyakpengkhianat.
71. Anak mangan bapak---Anak makanbapak.
72. Sedulur mangan sedulur---Saudaramakan saudara.
73. Kanca dadi mungsuh---Kawanmenjadi lawan.
74. Guru disatru---Guru dimusuhi.
75. Tangga padha curiga---Tetanggasaling curiga.
76. Kana-kene saya angkara murka ---Angkara murka semakin menjadi-jadi.
77. Sing weruh kebubuhan---Barangsiapatahu terkena beban.
78. Sing ora weruh ketutuh---Sedangyang tak tahu disalahkan.
79. Besuk yen ana peperangan---Kelakjika terjadi perang.
80. Teka saka wetan, kulon, kidullan lor---Datang dari timur, barat, selatan, dan utara.
81. Akeh wong becik saya sengsara---Banyak orang baik makin sengsara.
82. Wong jahat saya seneng--- Sedangyang jahat makin bahagia.
83. Wektu iku akeh dhandhangdiunekake kuntul--- Ketika itu burung gagak dibilang bangau.
84. Wong salah dianggepbener---Orang salah dipandang benar.
85. Pengkhianat nikmat---Pengkhianatnikmat.
86. Durjana saya sempurna--- Durjanasemakin sempurna.
87. Wong jahat munggah pangkat---Orang jahat naik pangkat.
88. Wong lugu kebelenggu--- Orangyang lugu dibelenggu.
89. Wong mulya dikunjara--- Orangyang mulia dipenjara.
90. Sing curang garang--- Yangcurang berkuasa.
91. Sing jujur kojur--- Yang jujursengsara.
92. Pedagang akeh sing keplarang---Pedagang banyak yang tenggelam.
93. Wong main akeh singndadi---Penjudi banyak merajalela.
94. Akeh barang haram---Banyakbarang haram.
95. Akeh anak haram---Banyak anakharam.
96. Wong wadon nglamar wonglanang---Perempuan melamar laki-laki.
97. Wong lanang ngasorake drajatedhewe---Laki-laki memperhina derajat sendiri.
98. Akeh barang-barang mlebu luang---Banyakbarang terbuang-buang.
99. Akeh wong kaliren lanwuda---Banyak orang lapar dan telanjang.
100. Wong tuku ngglenik sing dodol---Pembelimembujuk penjual.

Minggu, 15 Mei 2011

Pancasila Sebagai Paradigma

Berikut merupakan artikel tentang pancasila sebagai paradigma yang termasuk dalam mata kuliah umum pendidikan pancasila : Pancasila Sebagai Paradigma.pdf

Makalah Manajemen Tenaga Pendidik

Berikut merupakan makalah Manajemen Tenaga Pendidik, yang merupakan mata kuliah umum pada semester 4 :Makalah Manajemen Tenaga Pendidik.pdf

Sabtu, 14 Mei 2011

Sastra dan Dunia Wayang