Jumat, 05 November 2010

Komentar atas De Winst

(Komentarku untuk Mas Jokowi, silakan di edit)

Tetralogi Novel De Wints karya Afifah Afra ini sungguh menarik untuk dijadikan sebagai materi ajar khususnya dalam pembelajaran apresiasi sastra-dalam hal ini prosa- karena ada beberapa aspek yang dapat memperkuat alasan kelayakan novel ini. Jika dilihat dalam silabus Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan tahun 2006, pembelajaran apresiasi sastra khususnya novel terdapat pada kelas XI semester satu dan kelas XII semester satu.
Menilik hal tersebut, sungguh sangat dibutuhkan sebuah novel yang dapat dijadikan bahan ajar namun kompleks dengan kebermanfaatannya. Hal ini didasarkan pada sebuah tujuan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia pada umumnya adalah dapat memberikan pengalaman bagi siswa untuk dapat melakukan komunikasi berbahasa dengan baik. Untuk menjawab hal itu, novel De Wints dapat dijadikan sebagai salah satu bahan ajar pembelajaran apresiasi sastra. Beberapa alasan yang memperkuat kelayakan novel ini dijadikan sebagai bahan ajar, di antaranya:
1. Novel ini dekat dengan siswa karena novel ini tak lepas dari lingkaran roman percintaan yang memang merupakan tema sangat menarik bagi siswa.
2. Sungguh pun demikian, novel ini sangat kaya akan nuansa patriotis, romantis, dan ideologis bercampur menjadi satu. Kompleksitas isi dan amanat ini membuat novel ini layak sebagai bahan ajar jika dikaitkan dengan jiwa kebangsaan.
3. Melalui novel ini pulalah siswa dapat memiliki gambaran bagaimana semangat juang, keadaan dan sejarah bangsa Indonesia pada masa itu. Sungguh pun novel ini bertema drama percintaan, namun apik sekali Afifah Afra dalam pengemasan latar cerita ini sehingga seolah-olah mencerminkan keadaan yang sebenarnya. Ada yang beranggapan novel ini dapat pula dikategorikan sebagai novel sejarah.
4. Dalam segi apresiasi struktural, novel ini dapat menyajikan kompleksitas unsur-unsur intrinsiknya.
5. Novel ini dapat dikatakan sebagi novel pembangun jiwa, sehingga idealitas siswa dalam segi percintaan maupun kebangsaan secara tidak langsung tertanam dalam diri siswa jika novel ini dijadikan bahan ajar.
6. Sudah banyak novel yang dijadikan oleh guru sebagai bahan ajar, namun pada umumnya masih terbatas pada novel yang ada pada buku pelajaran dan lazimnya karya sastra angkatan lama. Novel ini dapat dijadikan alternatif novel kategori angkatan baru yang cukup ideal untuk dijadikan bahan ajar pembelajaran bahasa Indonesia.
7. Melalui novel ini pula siswa dapat memperkaya kosakata dan istilah karena di dalam novel ini sering digunakan banyak istilah-istilah tertentu yang jarang ditemui siswa dalam novel lain.
8. Melalui novel ini pulalah siswa dapat mengenal fenomena kebudayaan orang-orang dalam keraton pada masa feodalis, masyarakat Indonesia pada masa penjajahan dan pabrik tebu.
Akhirnya, saya –sebatas kapasitas sebagai guru Bahasa Indonesia SMA- memberikan simpulan dan rekomendasi berkait penggunaan novel ini sebagai bahan ajar pembelajaran bahasa Indonesia untuk siswa SMA. Buku ini sangat layak sebagai bahan ajar pembelajaran apresiasi prosa fiksi untuk siswa SMA. Melalui novel ini pembelajaran apresiasi sastra dapat lebih aktual, factual, kreatif, inovatif dan bagaikan pedang bermata dua, selain untuk pembalajaran sastra novel ini dapat digunakan untuk pembangun sikap atau kejiwaan siswa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar