Kamis, 03 Juni 2010

Konfiks Ka-an dalam Bahasa Indonesia

Kita sering mendengar atau bahkan melihat sebuah perhelatan yang digelar secara berjenjang. Perhelatan yang umumnya berupa kegiatan perlombaan atau pertandingan itu digelar secara berjenjang mulai dari tingkat terendah hingga tertinggi. Sebagai contoh: “Ratih mengikuti perlombaan membaca puisi tingkat Karesidenan Surakarta”. Dalam kalimat tersebut terdapat kata ‘karesidenan’ yang berarti daerah (terdiri dari beberapa kabupaten) yang dikepalai oleh residen.
Jika kita melihat secara sepintas, kalimat tersebut seolah tidak bermasalah. Hal inilah kesilapan yang sering kita lakukan. Salah kaprah dalam berbahasa Indonesia. Kita mengenal bahwa bentuk konfiks Ka-an (dalam Ka-residen-an) tidak dikenal dalam bahasa Indonesia. Proses pembentukan tersebut hanya terjadi dalam bahasa Kawi/bahasa Jawa. Terlihat pengaruh inferensi terjadi dalam pembentukan kata tersebut. Dalam bahasa kita konfiks yang ada adalah ke-an. Sehingga kata tersebut seharusnya adalah ‘keresidenan’ bukan ‘karesidenan’ sebagaimana kata ‘kecamatan’, ‘kepresidenan’, ‘kerakyatan’ dan sebagainya. Lalu pertanyaan selanjutnya, bagaimana dengan kata ‘kabupaten’, dan ‘kawedanan’?
Demikianlah sifat ekstrover, keluwesan dan kelenturan bahasa kita. Hal inilah yang menyebabkan bahasa kita menjadi unik sekaligus membuat para penggunanya menjadi salah kaprah dalam berbahasa karena belum tahu bentuk yang baku. Dalam KBBI Edisi keempat, kedua kata tersebut memang kita dijumpai. Dengan demikian kata tersebut memang sudah menjadi kata dalam bahasa Indonesia sehingga sudah tepat dalam penggunaannya. Kata tersebut diadopsi/diserap begitu saja menjadi bahasa Indonesia dari bahasa Kawi/bahasa Jawa. Selanjutnya, bagaimanakah sikap kita memperhatikan hal tersebut? Sepantasnyalah kita selalu mengonsultasikan setiap kata yang akan kita gunakan dengan kamus sekaligus membiasakan diri menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Pada bagian terakhir, lembaga pembakuan kata hendaknyalah lebih menjaga keteraturan dalam pembakuan kata maupun pembentukannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar