Jumat, 27 Mei 2011

Nyi Roro Kidul

Kowe percaya karo cerita Nyi Roro Kidul atau Ratu Pantai Selatan? Sebagian dari Anda mungkin akan berkata ORA. Tapi coba tanyakan kepada mereka yang hidup dalam zaman atau lingkungan Keraton Yogyakarta. Mereka yakin dengan kebenaran cerita ini.

Konon ceritane, di suatu masa,hiduplah seorang putri cantik bernama Kadita. Karena kecantikannya, iapun dipanggil Dewi Srengenge yang berarti matahari yang indah. DewiSrengenge adalah anak dari Raja Munding Wangi. Meskipun sang rajamempunyai seorang putri yang cantik, ia selalu bersedih karenasebenarnya ia selalu berharap mempunyai anak laki-laki. Raja punkemudian menikah dengan Dewi Mutiara, dan mendapatkan putra dariperkimpoian tersebut. Maka, bahagialah sang raja.


Dewi Mutiaraingin agar kelak putranya itu menjadi raja, dan ia pun berusaha agarkeinginannya itu terwujud. Kemudian Dewi Mutiara datang menghadap raja,dan meminta agar sang raja menyuruh putrinya pergi dari istana. Sudahtentu raja menolak. “Sangat menggelikan. Sayatidak akan membiarkan siapapun yang ingin bertindak kasar padaputriku”, kata Raja Munding Wangi. Mendengar jawaban itu, Dewi Mutiarapun tersenyum dan berkata manis sampai raja tidak marah lagi kepadanya.Tapi walaupun demikian, dia tetap berniat mewujudkan keinginannya itu.

Padapagi harinya, sebelum matahari terbit, Dewi Mutiara mengutuspembantunya untuk memanggil seorang dukun. Dia ingin sang dukunmengutuk Kadita, anak tirinya. “Aku ingin tubuhnya yang cantik penuhdengan kudis dan gatal-gatal. Bila engkau berhasil, maka aku akanmemberikan suatu imbalan yang tak pernah kau bayangkan sebelumnya.”Sang dukun menuruti perintah sang ratu. Pada malam harinya, tubuhKadita telah dipenuhi dengan kudis dan gatal-gatal. Ketika diaterbangun, dia menyadari tubuhnya berbau busuk dan dipenuhi denganbisul. Puteri yang cantik itu pun menangis dan tak tahu harus berbuatapa.

Ketika Raja mendengar kabar itu, beliau menjadi sangatsedih dan mengundang banyak tabib untuk menyembuhkan penyakit putrinya.Beliau sadar bahwa penyakit putrinya itu tidak wajar, seseorang pastitelah mengutuk atau mengguna-gunainya. Masalah pun menjadi semakinrumit ketika Ratu Dewi Mutiara memaksanya untuk mengusir puterinya.“Puterimu akan mendatangkan kesialan bagi seluruh negeri,” kata DewiMutiara. Karena Raja tidak menginginkan puterinya menjadi gunjingan diseluruh negeri, akhirnya beliau terpaksa menyetujui usul Ratu Mutiarauntuk mengirim putrinya keluar dari negeri itu.

Puteri yangmalang itu pun pergi sendirian, tanpa tahu kemana harus pergi. Diahampir tidak dapat menangis lagi. Dia memang memiliki hati yang mulia.Dia tidak menyimpan dendam kepada ibu tirinya, malahan ia selalumeminta agar Tuhan mendampinginya dalam menanggung penderitaan.

Hampirtujuh hari dan tujuh malam dia berjalan sampai akhirnya tiba diSamudera Selatan. Dia memandang samudera itu. Airnya bersih dan jernih,tidak seperti samudera lainnya yang airnya biru atau hijau. Diamelompat ke dalam air dan berenang. Tiba-tiba, ketika air SamuderaSelatan itu menyentuh kulitnya, mukjizat terjadi. Bisulnya lenyap dantak ada tanda-tanda bahwa dia pernah kudisan atau gatal-gatal. Malahan,dia menjadi lebih cantik daripada sebelumnya. Bukan hanya itu, kini diamemiliki kuasa untuk memerintah seisi Samudera Selatan. Kini ia menjadiseorang peri yang disebut Nyi Roro Kidul atau Ratu Pantai Samudera Selatan yang hidup selamanya.

Kanjeng Ratu Kidul = Ratna Suwinda Tersebut dalam Babad Tanah Jawi (abadke-19), seorang pangeran dari Kerajaan Pajajaran, Joko Suruh, bertemudengan seorang pertapa yang memerintahkan agar dia menemukanKerajaanMajapahit di Jawa Timur. Karena sang pertapa adalah seorang wanita mudayang cantik, Joko Suruh pun jatuh cinta kepadanya.Tapi sang pertapayang ternyata merupakan bibi dari Joko Suruh, bernama Ratna Suwida,menolak cintanya. Ketika muda, Ratna Suwida mengasingkan diri untukbertapa di sebuah bukit. Kemudian ia pergi ke pantai selatan Jawa danmenjadi penguasa spiritual di sana. Ia berkata kepada pangeran, jikaketurunan pangeran menjadi penguasa di kerajaan yang terletak di dekatGunung Merapi, ia akan menikahi seluruh penguasa secara bergantian.

Generasiselanjutnya, Panembahan Senopati, pendiri Kerajaan Mataram ke-2,mengasingkan diri ke Pantai Selatan, untuk mengumpulkan seluruhenerginya, dalam upaya mempersiapkan kampanye militer melawan kerajaanutara. Meditasinya menarik perhatian Kanjeng Ratu Kidul dan diaberjanji untuk membantunya. Selama tiga hari dan tiga malam diamempelajari rahasia perang dan pemerintahan, dan intrik-intrik cinta diistana bawah airnya, hingga akhirnya muncul dari Laut Parangkusumo,kini Yogyakarta Selatan. Sejak saat itu, Ratu Kidul dilaporkanberhubungan erat dengan keturunan Senopati yang berkuasa, dan sesajiandipersembahkan untuknya di tempat ini setiap tahun melalui perwakilanistana Solo dan Yogyakarta.

Begitulah dua buah kisah ataulegenda mengenai Kanjeng Ratu Kidul, atau Nyi Roro Kidul, atau RatuPantai Selatan. Versi pertama diambil dari buku Cerita Rakyat dariYogyakarta dan versi yang kedua terdapat dalamBabad Tanah Jawi. Keduacerita tersebut memang berbeda,tapi Anda jangan bingung. Anda tidak perlu pusing memilih, mana dari keduanya yang paling benar.

KanjengRatu Kidul dan Keraton Yogyakarta Percayakah Anda dengan cerita tentangKanjeng Ratu Kidul, atau Nyi Roro Kidul, atau Ratu Pantai Selatan?Sebagian dari Anda mungkin akan berkata TIDAK.Tapi coba tanyakan kepadamereka yang hidup dalam zaman atau lingkungan Keraton Yogyakarta.Mereka yakin dengan kebenaran cerita ini. Kebenaran akan cerita KanjengRatu Kidul memang masih tetap menjadi polemik.Tapi terlepas dari polemik tersebut, ada sebuah fenomena yang nyata, bahwa mitosRatu Kidul memang memiliki relevansi dengan eksistensi KeratonYogyakarta. Hubungan antara Kanjeng Ratu Kidul dengan KeratonYogyakartapaling tidak tercantum dalam Babad Tanah Jawi (cerita tentangkanjeng Ratu Kidul di atas, versi kedua). Hubungan seperti apa yangterjalin di antara keduanya?

Y. ArgoTwikromo dalam bukunya berjudul Ratu Kidul menyebutkan bahwa masyarakatadalah sebuah komunitas tradisi yang mementingkan keharmonisan,keselarasan dan keseimbangan hidup. Karena hidup ini tidak terlepasdari lingkungan alam sekitar, maka memfungsikan dan memaknai lingkunganalam sangat penting dilakukan.

Sebagai sebuah hubungan komunikasi timbalbalik dengan lingkungan yang menurut masyarakat Jawa mempunyai kekuatanyang lebih kuat, masih menurut Twikromo, maka penggunaan simbolpun sering diaktualisasikan. Jika dihubungkan dengan makhluk halus,maka Javanisme mengenal penguasa makhluk halus seperti penguasa GunungMerapi, penguasa Gunung Lawu, Kayangan, dan Laut Selatan. Penguasa LautSelataninilah yang oleh orang Jawa disebut Kanjeng Ratu Kidul. Keempatpenguasa tersebut mengitari Kesultanan Yogyakarta. Dan untuk mencapaikeharmonisan, keselarasan dan keseimbangan dalam masyarakat, maka rajaharus mengadakan komunikasi dengan “makhluk-makhluk halus” tersebut.

Menurut Twikromo, bagi raja Jawa berkomunikasi dengan Ratu Kidul adalah sebagai salah satu kekuatan batindalam mengelola negara. Sebagai kekuatan datan kasat mata (tak terlihatoleh mata), Kanjeng Ratu Kidul harus dimintai restu dalam kegiatansehari-hari untuk mendapatkan keselamatan dan ketenteraman.

Kepercayaanterhadap Ratu Kidul ini diaktualisasikan dengan baik. Pada kegiatanlabuhan misalnya, sebuah upacara tradisional keraton yang dilaksanakandi tepi laut di selatan Yogyakarta, yang diadakan tiap ulang tahunSri Sultan Hamengkubuwono, menurut perhitungan tahun Saka (tahun Jawa). Upacara ini bertujuan untuk kesejahteraan sultan dan masyarakat Yogyakarta.

Kepercayaanterhadap Kanjeng Ratu Kidul juga diwujudkan lewat tari BedayaLambangsari dan Bedaya Semangyang diselenggarakan untuk menghormatiserta memperingati Sang Ratu. Bukti lainnya adalah dengan didirikannyasebuah bangunan di Komplek Taman Sari (Istana di Bawah Air), sekitar 1km sebelah barat Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, yang dinamakanSumur Gumuling. Tempat ini diyakini sebagai tempat pertemuansultan dengan Ratu Pantai Selatan, Kanjeng Ratu Kidul.

Penghayatanmitos Kanjeng Ratu Kidul tersebut tidak hanya diyakini dan dilaksanakanoleh pihak keraton saja, tapi juga oleh masyarakat pada umumnya diwilayah kesultanan. Salah satu buktinya adalah adanya kepercayaan bahwajika orang hilang di Pantai Parangtritis, maka orang tersebut hilangkarena “diambil” oleh sang Ratu.

Selain Keraton NgayogyakartaHadiningrat, mitos Kanjeng Ratu Kidul juga diyakini oleh saudaramereka, Keraton Surakarta Hadiningrat. Dalam Babad Tanah Jawi memangdisebutkan bahwa Kanjeng Ratu Kidul pernah berjanji kepada PanembahanSenopati, penguasa pertama Kerajaan Mataram, untuk menjaga KerajaanMataram, para sultan, keluarga kerajaan, dan masyarakat darimalapetaka. Dan karena kedua keraton (Yogyakarta dan Surakarta)memilikileluhur yang sama (Kerajaan Mataram), maka seperti halnya KeratonYogyakarta, Keraton Surakarta juga melaksanakan berbagai bentukpenghayatan mereka kepada Kanjeng Ratu Kidul. Salah satunya adalahpementasan tari yang paling sakral di keraton, Bedoyo Ketawang, yangdiselenggarakan setahun sekali pada saat peringatan hari penobatan pararaja. Sembilan orang penari yang mengenakan pakaian tradisionalpengantin Jawa mengundang Ratu Kidul untuk datang dan menikahisusuhunan, dan kabarnya sang Ratu kemudian secara gaib muncul dalamwujud penari kesepuluh yang nampak berkilauan.

Kepercayaanterhadap Ratu Kidul ternyata juga meluas sampai ke daerah Jawa Barat.Anda pasti pernah mendengar, bahwa ada sebuah kamar khusus (nomor 308)di lantai atas Samudera Beach Hotel, Pelabuhan Ratu, yang disajikankhusus untuk Ratu Kidul. Siapapun yang ingin bertemu dengan sang Ratu,bisa masuk ke ruangan ini, tapi harus melalui seorang perantara yangmenyajikan persembahan buat sang Ratu. Pengkhususan kamar ini adalahsalah satu simbol ‘gaib’ yang dipakai oleh mantan presiden Soekarno.

Sampaisekarang, di masa yang sangat modern ini, legenda Kanjeng Ratu Kidul,atau Nyi Roro Kidul, atau Ratu Pantai Selatan, adalah legenda yangpaling spektakuler. Bahkan ketika anda membaca kisah ini, banyak orangdari Indonesia atau negara lain mengakui bahwa mereka telah bertemuratu peri yang cantik mengenakan pakaian tradisional Jawa. Salah satuorang yang dikabarkan juga pernah menyaksikan secara langsung wujudsang Ratu adalah sang maestro pelukis Indonesia, (almarhum) Affandi.Pengalamannya itu kemudian ia tuangkan dalam sebuahlukisan.(sumber:Berita2.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar